Di mana pun kita tinggal dan apapun pekerjaan kita yang dilakukan,
kita selalu membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain di mana
saja manusia berada. Pada
kehidupan sehari-hari banyak ditemui kegagalan dalam pekerjaan atau
karier yang disebabkan oleh kegagalan dalam berkomunikasi. Misalnya
seorang Atasan dipecat dari jabatannya karena ia gagal berkomunikasi
dengan bawahannya. Ada pula orang yang gagal berkomunikasi dengan sesama
anggota keluarga: ibu yang tidak dapat berkomunikasi dengan
anak-anaknya, atau anak-anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan
ayahnya.
Dalam konteks inilah, ternyata kita harus sadar bahwa proses komunikasi itu bukan sesuatu yang gampang. Oleh karena itu, kita harus berupaya terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan komunikasi dan keterampilan dalam berkomunikasi.
Komunikasi dalam oraganisasi merupakan
aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar kelompok dalam
sebuah organisasi. Secara sederhana organisasi dikenal sebagai wadah
kerjasama dari sekumpulan orang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sebagai wadah, maka organisasi dapat dipandang sebagai
sesuatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang
bisa dilihat dan diraba, misalnya gedung, peralatan
mesin dan teknologi kerja. Sedangkan yang bersifat spritual terlihat
dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan
yang mengatur kerjasama tersebut.
Dalam hal ini, organisasi merupakan suatu wadah
yang melibatkan orang-orang yang melakukan kegiatan yang sama demi
mewujudkan tujuan bersama. Setiap orang dalam organisasi mempuyai
peranan dan status masing-masing. Karena peranan dan status seseorang
menentukan pula cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Dan untuk mencapai
tujuan bersama tersebut dibutuhkan komunikasi yang sehat.
Salah
satu sarana komunikasi dalam organisasi dapat berbentuk dalam budaya
organisasi. Budaya organisasi merupakan salah satu model komunikasi yang
mengatur nilai dan norma dalam organisasi. Model komunikasi sendiri merupakan proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Pada konteks organisasi, organisasi berperan sebagai komunikator, dan informasi-informasi
penting atau kebijakan perusahaan merupakan pesan yang ingin
disampaikan, melalui budaya organisasi sebagai saluran komunikasi, yang
ditujukan kepada seluruh karyawan di organisasi. Adanya proses
komunikasi tersebut dapat mempengaruhi kepuasan komunikasi karyawan atau
tidak.
Organisasi
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang besar, sehingga membutuhkan
komunikasi yang baik antar sesama anggota organisasi. Budaya organisasi yang dimiliki oleh sebuah organisasi dapat dijadikan sarana komunikasi dan bisa diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang bertujuan menjalin jaringan dan hubungan di dalam seluruh khalayak internal atau lingkungannya untuk menghindari kondisi ketidakpastian di dalam organisasi.
Komunikasi menjadi penting dalam organisasi karena komunikasi adalah jalan, melalui dia para pegawai atau karyawan mencari
informasi dan mengembangkan sejumlah kriteria untuk mana mereka terbagi
dalam pekerjaan: dan komunikasi merupakan proses dalam mana mereka
meletakkan pilihan mereka yang praktis.
Dalam
kehidupan sehari-hari seseorang tidak lepas dari lingkungannya.
Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar
kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif
tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang
kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. Pada dasarnya
manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha
untuk dapat menentukan
dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak,
agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai
sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud
tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai,
keyakinan, anggapan, harapan dan sebagainya.
Fungsi budaya organisasi dalam suatu organisasi dapat diartikan sebagai alat perekat sosial yang membantu untuk mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa
yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Budaya juga
berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku para karyawan. Sebagai sistem sosial
budaya, organisasi mengembangkan seperangkat inti pengandaian,
pemahaman, dan aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari dalam
tempat kerja.
Oleh karena itu, budaya organisasi adalah suatu nilai yang menjadi pegangan bagi karyawan
yang terlibat di dalam organisasi mereka, yang dapat dijadikan sebagai
faktor pembeda terhadap organisasi lain, menjadi acuan untuk
mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku karyawan dalam berinteraksi antar karyawan, dan berinteraksi dengan organisasi lainnya.
Budaya
organisasi harus mampu diartikan oleh seluruh karyawannya sebagai
sistem nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan bersama dalam organisasi
yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma
perilaku yang memberi arti bagi karyawan suatu organisasi, serta aturan-aturan bagi anggota untuk berperilaku di organisasi.
Pendiri
organisasi suatu organisasi secara tradisional mempunyai dampak utama
pada budaya dini organisasi tersebut. Mereka mempunyai suatu visi
(penglihatan) mengenai bagaimana seharusnya organisasi tersebut
berjalan. Mereka tidak dikendalai oleh kebiasaan atau ideologi
sebelumnya. Ukuran kecil yang lazimnya mencirikan organisasi baru mempermudah pemaksaan pendiri akan visinya pada semua anggota organisasi.
Sekali
suatu budaya terbentuk, praktik-praktik di dalam organisasi bertindak
untuk mempertahankannya dengan memberikan kepada karyawannya seperangkat
pengalaman yang serupa. Dalam rangka
mempertahankan budaya organisasinya, maka organisasi harus
memperhatikan proses seleksi, kriteria evaluasi kinerja, praktik
ganjaran, kegiatan pelatihan dan pengembangan karir, dan prosedur
promosi memastikan bahwa mereka yang dipekerjakan cocok dalam budaya
itu, mengimbali mereka yang mendukungnya, dan menghukum (dan bahkan memecat) mereka yang menentangnya.
Budaya
sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan
karyawan. Tindakan dari manajemen puncak dewasa ini menentukan iklim
umum dari perilaku yang dapat diterima-baik dan yang tidak. Bagaimana
karyawan harus disosialisasikan atau tergantung, baik pada tingkat
sukses yang dicapai dalam mencocokkan nilai-nilai karyawan baru dengan
nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi
manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.
Budaya organisasi dapat disampaikan kepada karyawan maupun manajemen dalam bentuk cerita-cerita, ritual, lambang materi dan bahasa untuk memberikan pemahaman dan persepsi bagi karyawan dengan tujuan untuk mempertahankan budaya organisasi.
Sebagai
sesuatu yang merupakan produk buatan manusia yang dapat dikembangkan,
maka budaya organisasi bersifat dinamis. Budaya organisasi dibentuk oleh
sesuatu yang terlibat dengan organisasi serta dalam perjalanan terus
berkembang dan menyesuaikan diri dengan tetap mengacu pada tercapainya
tujuan organisasi. Sementara itu lingkungan kerja yang kondusif dalam
suatu sistem nilai, norma, dan peraturan yang mendukung merupakan faktor
penting untuk meningkatkan semangat dan kinerja serta motivasi kerja
karyawan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Melihat dari efek yang
ditimbulkan oleh budaya organisasi yang ada di dalam suatu perusahaan
atau organisasi, maka hakikatnya budaya organisasi yang sudah baik patut
tetap terus dijaga, dipelihara serta terus menerus ditingkatkan.
0 komentar:
Posting Komentar