Maraknya ekspansi budaya asing di Indonesia tak selalu berdampak buruk.
Di era globalisasi, setiap negara bebas melakukan ekspansi budaya ke
negara lain. Dulu, budaya Barat dengan leluasa melakukan penetrasi
budaya ke berbagai negara lain.
Kini, Barat tak sendiri. Korea
dan Jepang ikut pula mendominasi ekspansi budaya. Tak hanya berhenti di
Asia, budaya Korea dan Jepang hadir pula di Eropa dan Amerika.
Saat ini, budaya Korea dan Jepang masuk ke Indonesia dengan beragam cara. Mulai dari fashion, musik, film, hingga menu makanan.
Dengan
fenomena yang ada Dirjen Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Faried melihat tren yang
ada bukan sebagai ancaman. Menurut dia, maraknya ekspansi budaya asing
ke Tanah Air, tak selamanya buruk.
Ekspansi budaya justru bisa
menjadi kesempatan membuat negeri ini lebih dikenal masyarakat dunia
luar. “Sekitar 7,2 milyar penduduk dunia belum tentu kenal Indonesia,”
ujarnya.
Selain itu, masuknya budaya negara lain dapat menjadi
warna baru bagi industri kreatif Tanah Air. Sehingga, ekspansi budaya
yang ada sebenarnya memiliki nilai positif untuk perkembangan Indonesia.
Apalagi,
kata dia, kehadiran budaya asing tak langsung berarti mengancam budaya
Indonesia asli. Kecintaan masyarakat pada budaya tradisional khas
Indonesia pun tak seketika luntur oleh budaya negara lain.
Menurutnya,
setiap negara pasti memiliki kelebihan masing-masing sebagai senjata
untuk membuat negara lain kenal dengan negara mereka. Indonesia,
misalnya.
Selama ini, menurut Faried, Indonesia menjadikan
bidang pariwisata sebagai unggulan utama milik bangsa. Banyaknya budaya,
alam, pulau, dan bahasa yang unik, membuat Indonesia memiliki daya
tariknya sendiri. “Basis kita memang di bidang pariwisata. Jadi, kita
saat ini masih mempromosikan tempat-tempat wisata,” kata dia.
Meski
masuknya budaya asing tak pernah dilihat sebagai ancaman, pemerintah
tetap menyaring setiap budaya asing yang masuk ke Tanah Air. Selama ini
Kemenparekraf memiliki kriteria dan persyaratan tersendiri dalam
menghadapi gempuran budaya asing.
Pemerintah Indonesia, kata dia,
juga tak pernah berhenti melakukan langkah promosi memperkenalkan
budaya Indonesia ke luar negeri. Salah satunya, dengan rajin
berpartisipasi dalam berbagai event dunia.
Serangan balik
Sudah
puluhan tahun masyarakat Indonesia akrab dengan kehadiran Doraemon
sebagai pengisi hari libur. Begitu pula dengan film Jepang dan musik
asal Negeri Sakura yang dikenal juga dengan J-pop.
Kerap dibuat
terpukau oleh beragam budaya negara lain, tak membuat Indonesia berdiam
diri. Lewat film, Indonesia melakukan serangan balik dan ikut tampil
dalam gelaran festival film terbesar di Jepang, Tokyo Internasional Film
Festival (TIFF).
TIFF tak hanya bergelar pentas akbar insan film di
Jepang, tapi juga seluruh Asia. Bahkan, TIFF merupakan satu-satunya
Festival Film Jepang yang mendapatkan akreditasi dari International
Federation of Film Producers Associations (FIAPF).
Festival ini
juga termasuk salah satu dari empat festival film utama di dunia, selain
festival Cannes (Prancis), Venesia (Italia), dan Berlin (Jerman).
Tahun
lalu, tepatnya Oktober 2012, TIFF memberikan kesempatan besar bagi film
Indonesia untuk ikut unjuk gigi di gelaran ini. Satu katagori khusus,
yaitu “ndonesia Express”, disiapkan bagi film-film Indonesia yang
tampil.
Di mata insan perfilman Jepang, film Indonesia dianggap
memiliki masa depan cemerlang dan memiliki tema bervariatif. “Film
Indonesia banyak mengangkat tema sosial dan itu bagus,” ujar Direktur
program seksi Winds of Asia-Middle East TIFF Ishizaka Kenzi di Jakarta,
beberapa waktu lalu.
Pada gelaran ke-25 TIFF Oktober lalu,
terdapat tujuh film Indonesia yang unjuk gigi. Ketujuh film tersebut,
yakni Atambua 39 Derajat Celcius, Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi
garapan Riri Riza, Babi Buta yang Ingin Terbang dan Kebun Binatang
garapan Edwin, serta Mata Tertutup dan Seogija garapan Garin Nugroho.
Ketujuh
film ini ditayangkan mulai 20-28 Oktober 2012 di Roppongi Hills, Kota
Minato, Metropolitan Tokyo. Untuk menyaksikan film-film besutan sineas
Indonesia, pengunjung harus membeli tiket.
Tiket Atambua 39
Derajat Celcius dijual seharga 1.000 yen atau sekitar Rp 115 ribu.
Sedangkan, untuk keenam film lainnya, tiket dijual seharga 1.300 yen
atau Rp 150 ribu.
Ternyata, film Indonesia bukan pertama kali
berpartisipasi dalam TIFF. Sebelumnya, film the Mirror Never Lies
besutan sutradara muda Kamila Andini juga ditayangkan dalam TIFF 2011.
Film yang bercerita tentang kehidupan suku Bajo ini bahkan berhasil
meraih penghargaan Toyota Earth Grand Prix.
Tak heran, para
sineas Jepang tertarik dengan para pembuat film Indonesia. Mereka bahkan
meyakini sineas film lokal sangat berbakat dan tak kalah dengan sineas
negara lain.
Direktur Japan Foundation Tagashi Ogawa mengakui,
Indonesia memiliki banyak sineas berbakat. “Saya ingin memperkenalkan
film Indonesia lebih luas lagi,” katanya.
Tahun lalu, tiga
sutradara Indonesia pun hadir menghadiri gelaran TIFF sekaligus
mempromosikan filmnya. Mereka adalah Garin Nugroho, Riri Riza, dan
Edwin.
Menurut Riri Riza, kesempatan tampil di festival film
internasional, seperti TIFF, mampu meningkatkan semangat sineas
Indonesia berkarya. “Kita juga tergerak untuk bekerja lebih keras lagi
karena ada banyak film lain yang menarik di dunia,” ujarnya.
Kurang Dukungan
Perkembangan
budaya hiburan Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dari negara
Asia lainnya. Mulai dari film, musik, dan karya lainnya. Meski kualitas
budaya lokal tak kalah dengan budaya asing, tak sedikit masyarakat lebih
memilih menikmati budaya asing.
Drummer wanita sekaligus aktris
Titi Rajo Bintang mengungkapkan, selama ini para pelaku industri film di
Indonesia masih kurang merasakan adanya dukungan pemerintah. Masalah
perizinan dan promosi, menjadi dua bentuk dukungan yang masih sulit
didapatkan.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia saat ini belum
mendukung sepenuhnya perkembangan industri hiburan Indonesia.
Ujung-ujungnya, banyak budaya lain yang masuk dan berkembang di Tanah
Air. “Selama ini pemerintah kurang gencar mempromosikan beragam budaya
Indonesia,” ujarnya.
Kreativitas para sineas Indonesia juga
kerap terkendala permasalahan. Cerita film terbaru Titi, Mursala, sempat
mendapat keberatan dari Majelis Budaya Pesisir dan Pariwisata Sibolga
(MBPPS) Tapanuli Tengah. Alhasil, Mursala yang awalnya direncanakan
rilis pada 2012 baru bisa rilis pada 18 April 2013. n aghia khumaesi ed:
setyanavidita livikacansera
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/04/13/ml5k5n-budaya-indonesia-tetap-istimewa
Selasa, 18 Juni 2013
Pengaruh Budaya Asing Terhadap Kebudayaan Indonesia
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi
dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan
orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang
memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan
alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang
brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman
mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan
perilaku orang lain.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Unsur Budaya
Menurut Koentjroningrat, unsure-unsur budaya terdiri atas:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok budaya yang meliputi:
– sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
– organisasi ekonomi
– alat-alat dan lembaga-lembaga
– organisasi kekuatan (politik)
Macam-macam Kebudayaan
Nilai Budaya Timur
Berbicara
tentang nilai budaya timur yang pada intinya banyak bersumber dari
agama. Inti kepribadian manusia timur terletak pada hatinya. Dengan
hatinya mereka menyatukan akal budi, intuisi, intelegansi dan perasaan.
Pemikiran
timur lebih menekankan unsure terdalam dalam jiwa. Macam-macam
kebudayaan yang memiliki nilai timur lebih menekankan disiplin
mengendalikan diri, sederhana, tidak mementingkan dunia. Sesuatu yang
baik menurut budaya timur tidak hanya dalam dunia benda, tidak dengan
memanipulasi alam, atau mengubah masyarakat mencari ksenangan dirinya.
Sesatu
yang baik menurut budaya timur adalah sesuatu yang diperoleh melalui
pencarian zat yang satu, did lam diri kita atau di luarnya. Jalan untuk
memperoleh hikmah keselamatan dan kebebasan diri dari penderitaan dunia
tidak terletak pada akal budi, tetapi melalui meditasi, beribadah, atau
tirakat.
Indonesia
sebagai bagian dari wilayah timur yang menganut kebudayaan timur, harus
mementingkan kerohanian, perasaan, gotong-royong dan menjaga
keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia dengan Tuhan. Itulah sebabnya macam-macam kebudayaan yang
dimiliki indonesi memiliiki criteria tyang sama dengan nilai-nilai
budaya timur.
Permasalahannya
yang kemudian muncul adalah pengaruh budaya barat yang mulai mengena.
Unsur budaya barat hendaknya diserap secara selektif dan hati-hati.
Kemajuan barat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi patut kita tiru.
Adapun bentuk budaya barat berupa sikap gaya idup mewah, individualism,
dan jauh dari kehidupan agamma tida patut untuk dicontoh.
Nilai Budaya Barat
Macam-macam
kebudayaan yang dimiliki oleh budaya barat cenderung merupakan sisi
kebalikan dari nilai-nilai budya timur. Budaya barat lebih menekankan
dunia objektif dibandingkan perasaan sehingga hasil ola pemikirannya
membuahkan sains dan teknologi. Nilai budaya barat lebih ditekankan pada
pikiran. Barat hanya meyakini sesuatu yang masuk akal saja, sehingga
ritual keagamaan dipandang sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.
Kehidupan
barat lebih terpikat pada kemajuan material dan hidup. Barat hidup
dalam dunia teknis dan ilmiah sehingga mereka menganggap pikiran
nilai-nilai hidup yang meminta kepekaan hati sebagai sesuatu yang tidak
bermutu. Nilai-nilai seperti itu sebagian besar memang tampak pada
macam-macamm kebudayaan barat.
Dampak Masuknya Budaya Asing ke Indonesia
Masuknya
budaya asing ke indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis
globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat
cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh
tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem
kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut
menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu
keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh
kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan
dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya
penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat dan tidak
melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai
yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.
Teknologi yang berkembang pada era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial . Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.
1) Dampak Positif
Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil, maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2) Dampak Negatif
Budaya
yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan
yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial diantaranya;
kesenjangan sosial ekonomi, kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas,
dan kenakalan remaja.
a) Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan
sosial ekonomi adalah suatu keadaan yang tidak seimbang di bidang
sosial dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Artinya ada jurang
pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin, akibat tidak meratanya
pembangunan. Apabila jurang pemisah ini tidak segera ditanggulangi dan
menimbulkan kecemburuan masyarakat sosial yang dapat menyebabkan
keresahan dalam massyarakat. Kesenjangan sosial itu sendiri akan
mengakibatkan hal- hal berikut ini:
• Lahirnya kelompok kelompok sosial tertentu seperti adanya pengamen yang banyak berkeliaran di jalanan yang menyebabkan masyarakat terganggu dan keberadaan pengamen tersebut sering menimbulkan masalah yang dapat meresahkan masyarakat sekitar disamping itu juga terdapat kelompok pengangguran yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya dan jika tidak ditanggulangi secara cepat maka akan menimbulkan kasus atau kriminalitas
b) Kerusakan Lingkungan Hidup
Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut:
• Polusi udara, menyebabkan sesak nafas,mata pedih, dan pandangan mata kabur.
• Polusi tanah, menyebabkan lahan pertanian menjadi rusak.
• Polusi air, menyebabkan air tidak bersih dan tidak sehat isi
.
c) Masalah Kriminalitas
c) Masalah Kriminalitas
Kriminalitas
adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal- hal yang bersifat
kejahatan, seperti korupsi, pencurian, perkelahian, pembunuhan,
pemerkosaan dan lainnya. Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena
adanya kondisi dan proses- proses sosial yang sama yang menghasilkan
perilaku sosial lainnya. Artinya, terdapat hubungan antara variasi angka
kejahatan dan variasi organisasi – organisasi sosial dimana kejahatan
tersebut terjadi.sebagaimana dikatakan E.H. Sutherland ( dalam Soejono
Soekamto, 1990: 367) kriminalitas (perilaku jahat) merupakan proses
asosiasi diferensial, karena apa yang dipelajari dalam proses tersebut
sebagai akibat interaksi dalam pola dan perilaku yang jahat.
d) Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja adalah penyimpangan perilaku yang dilakukan generasi muda
(sekelompok remaja). Misalnya tawuran, perusakan barang milik
masyarakat, penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika serta
obat-obatan terlarang. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu faktor eksternal dan internal.
1. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri. Misalnya, pembawaan sikap negatif dan suka dikendalikan yang juga mengarah pada perbuatan nakal. Selain itu, kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya dan kurang mampunya si remaja itu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja itu artinya, berasal dari lingkungan hidup remaja tersebut. Misalnya kehidupan keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan, dan media massa. Seseorangyang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan memepnyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat. Misalnya seorang anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan karena ia tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.
Sumber:
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://www.abdulrahmansaleh.com/2011/06/pengertian-kebudayan.html
Budaya Organisasi sebagai Alat Komunikasi dalam Organisasi
Memaknai komunikasi berarti memahami apa yang terjadi pada saat komunikasi berlangsung, mengapa itu hal tersebut terjadi, akibat-akibat apa yang ditimbulkan, dan akhirnya apa yang bisa kita perbuat untuk dapat mempengaruhi dan memaksimumkan hasil-hasil dari kejadian tersebut.
Di mana pun kita tinggal dan apapun pekerjaan kita yang dilakukan,
kita selalu membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain di mana
saja manusia berada. Pada
kehidupan sehari-hari banyak ditemui kegagalan dalam pekerjaan atau
karier yang disebabkan oleh kegagalan dalam berkomunikasi. Misalnya
seorang Atasan dipecat dari jabatannya karena ia gagal berkomunikasi
dengan bawahannya. Ada pula orang yang gagal berkomunikasi dengan sesama
anggota keluarga: ibu yang tidak dapat berkomunikasi dengan
anak-anaknya, atau anak-anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan
ayahnya.
Dalam konteks inilah, ternyata kita harus sadar bahwa proses komunikasi itu bukan sesuatu yang gampang. Oleh karena itu, kita harus berupaya terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan komunikasi dan keterampilan dalam berkomunikasi.
Komunikasi dalam oraganisasi merupakan
aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar kelompok dalam
sebuah organisasi. Secara sederhana organisasi dikenal sebagai wadah
kerjasama dari sekumpulan orang untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sebagai wadah, maka organisasi dapat dipandang sebagai
sesuatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang
bisa dilihat dan diraba, misalnya gedung, peralatan
mesin dan teknologi kerja. Sedangkan yang bersifat spritual terlihat
dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan
yang mengatur kerjasama tersebut.
Dalam hal ini, organisasi merupakan suatu wadah
yang melibatkan orang-orang yang melakukan kegiatan yang sama demi
mewujudkan tujuan bersama. Setiap orang dalam organisasi mempuyai
peranan dan status masing-masing. Karena peranan dan status seseorang
menentukan pula cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Dan untuk mencapai
tujuan bersama tersebut dibutuhkan komunikasi yang sehat.
Salah
satu sarana komunikasi dalam organisasi dapat berbentuk dalam budaya
organisasi. Budaya organisasi merupakan salah satu model komunikasi yang
mengatur nilai dan norma dalam organisasi. Model komunikasi sendiri merupakan proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain.
Pada konteks organisasi, organisasi berperan sebagai komunikator, dan informasi-informasi
penting atau kebijakan perusahaan merupakan pesan yang ingin
disampaikan, melalui budaya organisasi sebagai saluran komunikasi, yang
ditujukan kepada seluruh karyawan di organisasi. Adanya proses
komunikasi tersebut dapat mempengaruhi kepuasan komunikasi karyawan atau
tidak.
Organisasi
merupakan salah satu bentuk komunikasi yang besar, sehingga membutuhkan
komunikasi yang baik antar sesama anggota organisasi. Budaya organisasi yang dimiliki oleh sebuah organisasi dapat dijadikan sarana komunikasi dan bisa diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang bertujuan menjalin jaringan dan hubungan di dalam seluruh khalayak internal atau lingkungannya untuk menghindari kondisi ketidakpastian di dalam organisasi.
Komunikasi menjadi penting dalam organisasi karena komunikasi adalah jalan, melalui dia para pegawai atau karyawan mencari
informasi dan mengembangkan sejumlah kriteria untuk mana mereka terbagi
dalam pekerjaan: dan komunikasi merupakan proses dalam mana mereka
meletakkan pilihan mereka yang praktis.
Dalam
kehidupan sehari-hari seseorang tidak lepas dari lingkungannya.
Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan agar
kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang positif
tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui tentang
kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak. Pada dasarnya
manusia atau seseorang yang berada dalam kehidupan organisasi berusaha
untuk dapat menentukan
dan membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak,
agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai
sikap dan perilaku dari masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud
tidak lain adalah budaya dimana individu berada, seperti nilai,
keyakinan, anggapan, harapan dan sebagainya.
Fungsi budaya organisasi dalam suatu organisasi dapat diartikan sebagai alat perekat sosial yang membantu untuk mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa
yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan. Budaya juga
berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku para karyawan. Sebagai sistem sosial
budaya, organisasi mengembangkan seperangkat inti pengandaian,
pemahaman, dan aturan implisit yang mengatur perilaku sehari-hari dalam
tempat kerja.
Oleh karena itu, budaya organisasi adalah suatu nilai yang menjadi pegangan bagi karyawan
yang terlibat di dalam organisasi mereka, yang dapat dijadikan sebagai
faktor pembeda terhadap organisasi lain, menjadi acuan untuk
mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku karyawan dalam berinteraksi antar karyawan, dan berinteraksi dengan organisasi lainnya.
Budaya
organisasi harus mampu diartikan oleh seluruh karyawannya sebagai
sistem nilai-nilai, keyakinan, dan kebiasaan bersama dalam organisasi
yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma
perilaku yang memberi arti bagi karyawan suatu organisasi, serta aturan-aturan bagi anggota untuk berperilaku di organisasi.
Pendiri
organisasi suatu organisasi secara tradisional mempunyai dampak utama
pada budaya dini organisasi tersebut. Mereka mempunyai suatu visi
(penglihatan) mengenai bagaimana seharusnya organisasi tersebut
berjalan. Mereka tidak dikendalai oleh kebiasaan atau ideologi
sebelumnya. Ukuran kecil yang lazimnya mencirikan organisasi baru mempermudah pemaksaan pendiri akan visinya pada semua anggota organisasi.
Sekali
suatu budaya terbentuk, praktik-praktik di dalam organisasi bertindak
untuk mempertahankannya dengan memberikan kepada karyawannya seperangkat
pengalaman yang serupa. Dalam rangka
mempertahankan budaya organisasinya, maka organisasi harus
memperhatikan proses seleksi, kriteria evaluasi kinerja, praktik
ganjaran, kegiatan pelatihan dan pengembangan karir, dan prosedur
promosi memastikan bahwa mereka yang dipekerjakan cocok dalam budaya
itu, mengimbali mereka yang mendukungnya, dan menghukum (dan bahkan memecat) mereka yang menentangnya.
Budaya
sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan
karyawan. Tindakan dari manajemen puncak dewasa ini menentukan iklim
umum dari perilaku yang dapat diterima-baik dan yang tidak. Bagaimana
karyawan harus disosialisasikan atau tergantung, baik pada tingkat
sukses yang dicapai dalam mencocokkan nilai-nilai karyawan baru dengan
nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi
manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.
Budaya organisasi dapat disampaikan kepada karyawan maupun manajemen dalam bentuk cerita-cerita, ritual, lambang materi dan bahasa untuk memberikan pemahaman dan persepsi bagi karyawan dengan tujuan untuk mempertahankan budaya organisasi.
Sebagai
sesuatu yang merupakan produk buatan manusia yang dapat dikembangkan,
maka budaya organisasi bersifat dinamis. Budaya organisasi dibentuk oleh
sesuatu yang terlibat dengan organisasi serta dalam perjalanan terus
berkembang dan menyesuaikan diri dengan tetap mengacu pada tercapainya
tujuan organisasi. Sementara itu lingkungan kerja yang kondusif dalam
suatu sistem nilai, norma, dan peraturan yang mendukung merupakan faktor
penting untuk meningkatkan semangat dan kinerja serta motivasi kerja
karyawan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Melihat dari efek yang
ditimbulkan oleh budaya organisasi yang ada di dalam suatu perusahaan
atau organisasi, maka hakikatnya budaya organisasi yang sudah baik patut
tetap terus dijaga, dipelihara serta terus menerus ditingkatkan.
Budaya Amerika Vs Budaya Indonesia - Politik di Kantor
Ulasan Budaya Amerika versus budaya Indonesia memang tidak
akan pernah habis. Bagaimanapun juga, senang atau tidak senang, budaya
Indonesia pada masa kini banyak menerima limbahan budaya dari Negara
Negara barat. Sayangnya, 90% budaya barat yang masuk ke Indonesia tidak
selalu “positive”.
Senang atau tidak senang kita sendirilah yang harus berani menerima atau menolak datangnya unsur unsur budaya baru tersebut. Kalau menolak, maka kecaman yang biasa didapat adalah, “ketinggalan jaman” atau “tidak open minded”, kalau pun menerima maka bisa mendapat kecaman bisa juga mendapat pujian, tergantung dimana dan kapan kita menempatkannya.
Permainan politik tidak hanya dikenal dalam pemerintahan, permainan ini juga dikenal dalam kancah business atau pekerjaan. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa jumlah tenaga kerja di Indonesia maupun di Amerika melampaui batas pekerjaan yang tesedia. Ditambah dengan hancurnya kondisi perekonomian, yang menyebabkan banyak perusahaan perusahaan di Amerika dan di Indonesia mengalami collapse.
Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin meruncing, berbagai usaha dilakukan untuk mengganjal, mengenyahkan, bahkan menyingkirkan teman sekerja atau kandidat baru yang baru saja diterima bekerja.
Artikel ini hendak membandingkan dan membahas politik di dunia kerja baik di Amerika maupun di Indonesia berdasarkan pengalaman pribadi.
Sebagai contoh lamaran kerja yang dicantumkan oleh suatu perusahaan di surat kabar, apabila dulu lamaran hanya dikirim melalui layanan pos atau email. Sekarang sudah banyak yang nekat mendatangi langsung kantor yang memasang lowongan itu., akibatnya banyak perusahaan perusahaan yang menyerah dan menugaskan kantro kantor head hunter dan kantor agen tenaga kerja untuk menyaring pelamar pelamar itu.
Ratusan bankan ribuan lamaran pun dilayangkan oleh agen tenaga kerja, bukan rahasia umum kalau lamaran lamaran itu hanya akan dimasukkan ke keranjang sampah, mengapa demikian ?. Karena agen tenaga kerja sendiri sebenarnya kewalahan dengan masuknya lamaran yang luar biasa banyaknya.
Lalu bagaimana nasib dengan perusahaan yang mencari tenaga kerja itu, apa yang agen agen tenaga kerja lakukan untuk mensuplai tenaga baru. Di Indonesia, sistim nepotisme dan referensi berperan penting dalam proses ini. Beberapa agen tenaga kerja yang berlokasi di salah satu sudut Jakarta (untuk etika, saya tidak akan mencantumkannya).
Agen ini masih menerima pegawai berdasarkan referensi dan nepotisme dari karyawan/karyawati agen tersebut. Misalnya: headhunter N, akan menghubungi kakak/adik/keponakan/sepupu yang berkerja di kantornya.
Bisa juga dia menghubungi almamaternya, dan menanyakan alumni alumni yang pernah bersekolah di sekolah tersebut. Kalau di Amerika lain caranya, nepotisme tidak berlaku, tapi referensi dan network sangat berlaku. Agen agen tenaga kerja itu akan mengirimkan email secara periodic kepada orang orang yang berada dalam daftar databasenya.
Dari email itu kemudian ditawarkan apabila kita mempunyai kenalan yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman sesuai dengan bidang pekerjaan yang dicari, maka apabila kita mengirimkan resume mereka, dan mereka dihire oleh agen tersebut, kita akan mendapatkan bonus uang cash dalam jumlah yang lumayan.
Agen tenaga kerja ini juga menggunakan menu search engine masuk ke website website careerbuilder atau monster, dan mencari calon calon tenaga kerja yang memasukkan resumenya kesana. Banyak dari pengalaman saya di masa lalu, saya mendapatkan telefon atau email dari agen tenaga kerja yang berlokasi di California, Texas, atau Chicago.
Agen agen ini bertugas mencari calon tenaga kerja secara outsourcing, mereka tidak hanya mencari calon tenaga kerja yang berdomisili di state tempat mereka berasal, namun mereka mencarinya di luar state maupun di luar Amerika. Saya sempat menanyakan mengapa mereka tidak mencari secara local saja, alasan yang digunakan adalah untuk menekan biaya.
Bagaimana bisa” menekan biaya”, nalar saya bekerja, jadi begini: Kelly Service sebagai contoh, ditugaskan oleh Microsoft di Seattle mencari calon tenaga kerja untuk dipekerjakan di bagian IT. Standard gaji IT local adalah $ 90,000/year. Mereka kemudian outsourcing tenaga kerja di Michigan.
Michigan adalah salah satu state di Amerika yang mengalami lonjakan pengangguran hamper mendekati 12% (semenjak GM mengumumkan menutup dealer dealer kendaraan dan pabrik pabriknya). Para penganguran ini terbiasa dengan gaji sebagai IT sebesar $ 70,000 (standard Michigan).
Ditawari pekerjaan sebagai kontraktor dengan gaji sebesar $ 65,000 oleh Kelly Services untuk Seattle, apakah mereka menolak ? tentu saja tidak, 65,000 lebih baik dibandingkan unemployment yang besarnya hanya $ 400/minggu, walaupun mereka tahu standard Seattle lebih tinggi dan mereka tahu bahwa status mereka hanya pegawai kontrak.
Akibatnya, mereka rela pindah dari Michigan ke Seattle dengan meninggalkan rumahnya yang sudah kadung kena foreclosure dan mengontrak apartemen kecil di Seattle, demi untuk menyambung hidupnya. Hal ini juga terjadi di Kansas, banyak pegawai pegawai kontrak baru yang berasal dari California dan New York. Mereka bergaji hamper ½ kali lebih rendah dari yang mereka biasa terima, karena mereka sudah putus asa.
Lalu bagaimana dengan politik di tempat kerja sendiri, karyawan karyawan lama biasanya bersikap tidak bersahabat dengan karyawan baru. Mereka menggunakan politik “watch list”, dimana para karyawan baru selalu diawasi gerak gerik dan tindak tanduknya.
Hal hal kecil yang dilakukan oleh karyawan baru, akan diamati, diperbincangkan oleh karaywan lama, bahkan kalau perlu dilaporkan ke manager atau supervisornya, demi menggagalkan masa percobaan si karyawan baru.
Dengan karyawan lama sendiri pun mereka juga bermain politik, sebagai contoh: Missy, karyawan bagian accounting, gemar sekali menggadukan hal hal kecil yang dilakukan oleh Yan, karyawan bagian purchasing, dari mulai Yan yang mendengarkan ipod ketika bekerja, Yan yang suka menggunakan telepon dengan suara yang keras, sampai Yan yang datang terlambat 5 menit dari jam 8.
Di kantor lain, seorang pegawai yang kebetulan membeli mobil baru, langsung mendapat omongan, karena sudah diumumkan bahwa pada tahun ini, bonus tidak diberikan, karena perusahaan tidak mendapat banyak keuntungan, karena karyawan itu membeli baru, maka issue di kantor adalah pembagian bonus yang tidak merata.
Pusing kan ?.
Bagaimana cara menghadapi politik di kantor ? politik di kantor beda dengan politik di KoKi apalagi di pemerintahan, karena politik di kantor akan menyangkut kredibilitas, promosi, dan masa kerja seorang karyawan. Menurut pengalaman pribadi saya taktik jitu dalam menghadapinya ada 3 S yaitu: Silence, Stay Focus, dan Surrender.
Silence artinya: diam, tidak memberikan reaksi atau aksi. Pelajari diam diam politik apa yang dijalankan si A kepada si B, lalu rumours apa yang menimpa kita, lalu cepat cepat merubah sikap. Jangan kofrontasi, tapi siapkan jawaban jawaban kepada atasan kita jika dia sampai memanggil kita untuk mendiskusikan rumours tersebut. Jika ada karyawan/karyawati yang memanggil anda untuk membicarakan sesuatu, simple, katakana anda sibuk. Titik.
Stay focus. Konsentrasi penuh kepada pekerjaan. Jangan terpengaruh akan gossip, dan jangan ambil pusing apa isi gossip atau politik tersebut.
Dan yang ketiga adalah surrender alias mengalah. Kalahkan ego anda, jika ada karyawan/ karyawati lain yang berusaha mengkonfrontasikan kepada anda, mengalah saja.
SUMBER : http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/222/budaya_amerika_vs_budaya_indonesia_-_politik_di_kantor__
Senang atau tidak senang kita sendirilah yang harus berani menerima atau menolak datangnya unsur unsur budaya baru tersebut. Kalau menolak, maka kecaman yang biasa didapat adalah, “ketinggalan jaman” atau “tidak open minded”, kalau pun menerima maka bisa mendapat kecaman bisa juga mendapat pujian, tergantung dimana dan kapan kita menempatkannya.
Permainan politik tidak hanya dikenal dalam pemerintahan, permainan ini juga dikenal dalam kancah business atau pekerjaan. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa jumlah tenaga kerja di Indonesia maupun di Amerika melampaui batas pekerjaan yang tesedia. Ditambah dengan hancurnya kondisi perekonomian, yang menyebabkan banyak perusahaan perusahaan di Amerika dan di Indonesia mengalami collapse.
Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin meruncing, berbagai usaha dilakukan untuk mengganjal, mengenyahkan, bahkan menyingkirkan teman sekerja atau kandidat baru yang baru saja diterima bekerja.
Artikel ini hendak membandingkan dan membahas politik di dunia kerja baik di Amerika maupun di Indonesia berdasarkan pengalaman pribadi.
Sebagai contoh lamaran kerja yang dicantumkan oleh suatu perusahaan di surat kabar, apabila dulu lamaran hanya dikirim melalui layanan pos atau email. Sekarang sudah banyak yang nekat mendatangi langsung kantor yang memasang lowongan itu., akibatnya banyak perusahaan perusahaan yang menyerah dan menugaskan kantro kantor head hunter dan kantor agen tenaga kerja untuk menyaring pelamar pelamar itu.
Ratusan bankan ribuan lamaran pun dilayangkan oleh agen tenaga kerja, bukan rahasia umum kalau lamaran lamaran itu hanya akan dimasukkan ke keranjang sampah, mengapa demikian ?. Karena agen tenaga kerja sendiri sebenarnya kewalahan dengan masuknya lamaran yang luar biasa banyaknya.
Lalu bagaimana nasib dengan perusahaan yang mencari tenaga kerja itu, apa yang agen agen tenaga kerja lakukan untuk mensuplai tenaga baru. Di Indonesia, sistim nepotisme dan referensi berperan penting dalam proses ini. Beberapa agen tenaga kerja yang berlokasi di salah satu sudut Jakarta (untuk etika, saya tidak akan mencantumkannya).
Agen ini masih menerima pegawai berdasarkan referensi dan nepotisme dari karyawan/karyawati agen tersebut. Misalnya: headhunter N, akan menghubungi kakak/adik/keponakan/sepupu yang berkerja di kantornya.
Bisa juga dia menghubungi almamaternya, dan menanyakan alumni alumni yang pernah bersekolah di sekolah tersebut. Kalau di Amerika lain caranya, nepotisme tidak berlaku, tapi referensi dan network sangat berlaku. Agen agen tenaga kerja itu akan mengirimkan email secara periodic kepada orang orang yang berada dalam daftar databasenya.
Dari email itu kemudian ditawarkan apabila kita mempunyai kenalan yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman sesuai dengan bidang pekerjaan yang dicari, maka apabila kita mengirimkan resume mereka, dan mereka dihire oleh agen tersebut, kita akan mendapatkan bonus uang cash dalam jumlah yang lumayan.
Agen tenaga kerja ini juga menggunakan menu search engine masuk ke website website careerbuilder atau monster, dan mencari calon calon tenaga kerja yang memasukkan resumenya kesana. Banyak dari pengalaman saya di masa lalu, saya mendapatkan telefon atau email dari agen tenaga kerja yang berlokasi di California, Texas, atau Chicago.
Agen agen ini bertugas mencari calon tenaga kerja secara outsourcing, mereka tidak hanya mencari calon tenaga kerja yang berdomisili di state tempat mereka berasal, namun mereka mencarinya di luar state maupun di luar Amerika. Saya sempat menanyakan mengapa mereka tidak mencari secara local saja, alasan yang digunakan adalah untuk menekan biaya.
Bagaimana bisa” menekan biaya”, nalar saya bekerja, jadi begini: Kelly Service sebagai contoh, ditugaskan oleh Microsoft di Seattle mencari calon tenaga kerja untuk dipekerjakan di bagian IT. Standard gaji IT local adalah $ 90,000/year. Mereka kemudian outsourcing tenaga kerja di Michigan.
Michigan adalah salah satu state di Amerika yang mengalami lonjakan pengangguran hamper mendekati 12% (semenjak GM mengumumkan menutup dealer dealer kendaraan dan pabrik pabriknya). Para penganguran ini terbiasa dengan gaji sebagai IT sebesar $ 70,000 (standard Michigan).
Ditawari pekerjaan sebagai kontraktor dengan gaji sebesar $ 65,000 oleh Kelly Services untuk Seattle, apakah mereka menolak ? tentu saja tidak, 65,000 lebih baik dibandingkan unemployment yang besarnya hanya $ 400/minggu, walaupun mereka tahu standard Seattle lebih tinggi dan mereka tahu bahwa status mereka hanya pegawai kontrak.
Akibatnya, mereka rela pindah dari Michigan ke Seattle dengan meninggalkan rumahnya yang sudah kadung kena foreclosure dan mengontrak apartemen kecil di Seattle, demi untuk menyambung hidupnya. Hal ini juga terjadi di Kansas, banyak pegawai pegawai kontrak baru yang berasal dari California dan New York. Mereka bergaji hamper ½ kali lebih rendah dari yang mereka biasa terima, karena mereka sudah putus asa.
Lalu bagaimana dengan politik di tempat kerja sendiri, karyawan karyawan lama biasanya bersikap tidak bersahabat dengan karyawan baru. Mereka menggunakan politik “watch list”, dimana para karyawan baru selalu diawasi gerak gerik dan tindak tanduknya.
Hal hal kecil yang dilakukan oleh karyawan baru, akan diamati, diperbincangkan oleh karaywan lama, bahkan kalau perlu dilaporkan ke manager atau supervisornya, demi menggagalkan masa percobaan si karyawan baru.
Dengan karyawan lama sendiri pun mereka juga bermain politik, sebagai contoh: Missy, karyawan bagian accounting, gemar sekali menggadukan hal hal kecil yang dilakukan oleh Yan, karyawan bagian purchasing, dari mulai Yan yang mendengarkan ipod ketika bekerja, Yan yang suka menggunakan telepon dengan suara yang keras, sampai Yan yang datang terlambat 5 menit dari jam 8.
Di kantor lain, seorang pegawai yang kebetulan membeli mobil baru, langsung mendapat omongan, karena sudah diumumkan bahwa pada tahun ini, bonus tidak diberikan, karena perusahaan tidak mendapat banyak keuntungan, karena karyawan itu membeli baru, maka issue di kantor adalah pembagian bonus yang tidak merata.
Pusing kan ?.
Bagaimana cara menghadapi politik di kantor ? politik di kantor beda dengan politik di KoKi apalagi di pemerintahan, karena politik di kantor akan menyangkut kredibilitas, promosi, dan masa kerja seorang karyawan. Menurut pengalaman pribadi saya taktik jitu dalam menghadapinya ada 3 S yaitu: Silence, Stay Focus, dan Surrender.
Silence artinya: diam, tidak memberikan reaksi atau aksi. Pelajari diam diam politik apa yang dijalankan si A kepada si B, lalu rumours apa yang menimpa kita, lalu cepat cepat merubah sikap. Jangan kofrontasi, tapi siapkan jawaban jawaban kepada atasan kita jika dia sampai memanggil kita untuk mendiskusikan rumours tersebut. Jika ada karyawan/karyawati yang memanggil anda untuk membicarakan sesuatu, simple, katakana anda sibuk. Titik.
Stay focus. Konsentrasi penuh kepada pekerjaan. Jangan terpengaruh akan gossip, dan jangan ambil pusing apa isi gossip atau politik tersebut.
Dan yang ketiga adalah surrender alias mengalah. Kalahkan ego anda, jika ada karyawan/ karyawati lain yang berusaha mengkonfrontasikan kepada anda, mengalah saja.
SUMBER : http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/222/budaya_amerika_vs_budaya_indonesia_-_politik_di_kantor__
PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA DI INDONESIA
Perkembangan tekhnologi saat ini turut ditandai dengan perkembangan budaya yang ada di Indonesia
saat ini. Seperti telah dibahas diatas bahwa budaya asing bebas masuk
begitu saja, tanpa ada filterisasi. Pada umumnya usia remaja merupakan
usia kritis dimana apa yang ia lihat menyenangkan pasti akan ditiru.
Budaya-budaya tersebut dapat masuk dengan mudah melalui apa saja,
misalnya televisi dengan bentuk film,video klip, dll, internet, dan
macam-macam alat tekhnologi lainnya. Saat ini internet bukan merupakan
sarana yang langka lagi, sarana ini bisa digunakan dimana saja dan kapan
saja oleh user. Biasanya masyarakat lebih sering mengakses sesuatu yang
baru melalui internet. Saat ini banyak warung internet atau biasa kita
sebut dengan warnet menjamur dimana-mana sehingga memudahkan orang-orang
yang tidak memasang internet agar bisa mengaksesnya. Diwarnet ini lah
kadang-kadang banyak remaja dapat mengakses video porno secara bebas
tanpa pengawasan. Ada
beberapa pihak warnet yang memblok situs porno tetpai ada juga beberapa
warnet yang tidak memblok situs porno sehingga situs ini dapat dibuka
secara bebas. Kegunaan internet sering disalahgunakan untuk kepentingan
yang kurang baik.
Permasalahan
yang sering terjadi lainnya yakni pemasaran blue film dalam bentuk dvd
dan vcd yang menyebar luas dikalangan remaja. Sepertinya norma agama
sudah tidak lagi dihiraukan oleh segelintir pihak. Mereka yang meraup
keuntungan dari bisnis ini seakan tidak memikirkan akibat serta dampak
yang akan ditorehkan pada generasi muda yang menonton. Sekarang ini vcd
serta dvd banyak dijual dipasaran secara bebas dan mudah didapatkan.
Dampak
dari permaslahan sosial ini sangat berat bagi para remaja, salahsatu
dampaknya yakni meningkatnya angka MBA (Married By Accident) saat ini.
Gaya hidup remaja yang metropolis seakan sudah tidak terbendung lagi,
belum lagi kehidupan malam yang sudah sudah menjaring generasi muda
kita, tidak dipungkiri kuatnya arus negatif dalam kehidupan remaja saat
ini, memicu remaja untuk mencoba obat-obatan terlarang seperti
narkotika, ganja, shabu dan sebagainya belum lagi gaya hidup sex bebas.
Gaya
hidup Sex Bebas dikalangan remaja sudah tidak lazim sepertinya kita
dengar, awalnya mereka melihat tontonan yang sudah sepantasnya tidak
ditonton, kemudian timbul rasa penasaran ingin mencoba, kemudian
merealisasikannya kepada pasangannya. Hal ini sudah sering terjadi, dan
yang lebih parahnya sex bebas tidak dilakukan dengan satu orang tetapi
dengan beberapa orang. Hal ini dapat meneyebabkan penyakit kelamin atau
bisa mengakibatkan AIDS. Usia muda diibaratkan seperti bunga yang baru
mekar sehingga diusia ini jiwa dan pikiran kita masih labil. Terkadang
pasangan-pasangan muda yang menganut paham ini, tidak memikirkan akibat
dari hal yang mereka lakukan, mereka hanya mementingkan nafsu mereka
saja tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi pada akhirnya. Salahsatu
contoh kasus pernah terjadi disalahsatu pasangan remaja dalam satu
sekolah, mereka tadinya hanya memadu kasih biasa selayaknya orang
“berpacaran secara sehat”, tetapi si laki-laki lama-lama mulai jenuh
terhadap gaya pacaran yang menurutnya itu-itu saja, suatu hari ia
berpikiran untuk melakukan hubungan intim dengan sang kekasih, dan
kekasihnyapun mengiyakan ajakan si pria. Alih-alih cinta digunakan untuk
merayu sang kekasih, awalnya sang kekasih enggan melakukannya, karena
rayuan maut sang pria, si wanita pun mengiyakan. Didalam kasus yang
dicontohkan ini, pihak wanita seakan terlihat bodoh dan mau mengikuti
saja keinginan sang kekasih hatinya. Alih-alih cinta digunakan untuk
merayu si wanita. Tadinya mereka melakukan hubungan intim sekali dan
kemudian berkali-kali lalu sampai akhirnya sang wanita hamil dan si
laki-laki tidak ingin bertanggungjawab.
Contoh
kasus seperti diterangkan diatas sudah banyak terjadi di negeri kita
ini, kasus MBA itu seakan mencoreng norma-norma yang berlaku di Indonesia.
Peristiwa ini sangat melanggar norma hukum,agama,kesopanan,kesusilaan.
Generasi muda seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang berlaku di
Indonesia.
Jika contoh kasus seperti diatas, tentu sangat merugikan pihak
perempuan, dimana kemuliaan seorang wanita sudah tidak ada dan telah
terampas oleh nafsu busuk sesaat. Jika kejadian sudah seperti ini, pihak
orang tua lah yang pada akhirnay harus menanggung malu atas perbuatan
anak-anak mereka. Para orang tua selalu berharap
anak-anakanya menjadi orang-orang yang berguna dan bisa dibanggakan dan
tidak ingin anakanya hancur karena hal yang tidak penting seperti ini.
Norma
agama merupakan norma yang paling prioritas diutamakan dalam kehidupan.
Agama merupakan pondasi dasar jiwa atau pondasi utama pokok yang wajib
kita tanamkan dalam diri manusia. Kerabat yang dapat menanamkan norma
tersebut hanyalah kelompok kecil terdekat yakni keluarga. Keluraga
merupakan rumah bagi anak-anaknya, keluarga merupakan tempat sandaran
yang paling nyaman dan aman bagi anak-anaknya, keluarga merupakan sarana
bertanya bagi seorang anak dan orang tua wajib menjawab serta
menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh sang anak. Keluarga yakni
khususnya orang tua wajib menanamkan nilai agama bagi anak-anaknya,
didalam agama sangat jelas ada perintah yang harus dilaksanakan dan
larangan yang harus dijauhi. Semua itu dilakukan demi terciptanya
kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang
Orang
tua harus menanamkan norma agama secara keras dan sifatnya memaksa
kepada anak-anakanya. Karena bagaimanapun norma ini adalah norma yang
paling utama, dan hanya dengan agama serta keimananlah seseorang dapat
terhindar dari serangan marabahaya yang akan membahayakan. Hanya agama
yang sanggup menepis godaan-goadaan yang akan membahayakan hidup
anak-anak mereka kelak, sehingga agama harus diajarkan dari sejak dini.
Hal kedua yang bisa orang tua antisipasi terhadap gaya hidup bebas para remaja adalah pemahaman pendidikan mengenai gaya
hidup sex bebas. Terkadang segelintir orang tua menganggap sex edukasi
tidak perlu dijelaskan kepada anak-anaknya, sebenarnya hal itu sangat
perlu untuk dijelaskan kepada anak-anaknya, tentunya pendidikan ini
diberikan jika si anak sudah cukup umur untuk memahaminya, yakni sekitar
usia 13/15 tahun, atau dimana anak sudah akil baligh. Orang tua memang
tidak secara gamblang menjelaskan mengenai apa itu sex? Tapi minimal si
anak mengetahui bagaimana bahaya jika anak-anak kita bisa sampai
melakukan perbuatan itu. Dalam memberikan sex edukasi pasti anak-anak
akan timbul rasa penasaran, karena menurut mereka hali itu merupakan
sesuatu yang baru. Caranya para orangtua wajib memberikan penjelasan
secara baik dan benar. Karena anak-anak sekarang lahir didalam dunia
yang kritis dan penuh dengan rasa keingintahuan yang sangat besar,
sehingga peran orang tua lah yang sangat berperan. Salah besar jika
orang tua menyerahkan seluruh pendidikan terhadap lembaga formil atau
biasa kita sebut dengan sekolah. Ada
beberapa yang tidak bisa anak-anak dapatkan dalam bangku sekolah.
Sehingga pendidikan prilaku pembentukan terhadap anak bisa dimulai dari
didikan yang diajarkan oleh orang tua mereka.
Saat
ini banyak orang tua yang tidak bisa terbuka terhadap anak-anaknya,
lingkungan keluarga lebih kepada iklim otoriter, dimana orang tua
bersikap aktif dan si anak bersikap pasif. Sehingga suasana seperti ini
yang ada adalam keluarga dapat menimbulkan miss komunikasi terhadap
kedua belah pihak. Sehingga dalam setiap pengambilan keputusan terdapat
diditangan orang tua dan anak tidak boleh menyampaikan aspirasi yang
ingin mereka tuangkan sedikitpun. Hal ini juga tidak sehat jika terjadi
dalam sebuah keluarga, hal ini akan mengakibatkan anak-anak tidak akan
terbuka dengan apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka lakukan.
Dimana orang tua tidak ingin mengenal pertumbuhan si anak dan hanya
sibuk mencari uang saja tanpa memikirkan anak-anak mereka. Konflik
sosial ini dapat menimbulkan suatu “ketertutupan”anak-anak usia remaja
pada apa yang mereka lakukan di luar sana.
Mereka berpikir bahwa orang tua mereka tidak memepdulikan mereka lagi.
Sehingga faktor keterbukaan terhadap anak-anak sangat penting, anak-anak
bisa bercerita apa saja kepada orang tuanya dan anak-anak bebas
menyampaikan aspirasi mereka kepada orang tua. Begitupun orang tua harus
bisa menjadi wadah aspirasi serta “teman curhat paling utama” bagi
anak-anaknya.
Para
orang tua juga wajib mengenal teman-teman anak mereka, karena usia
remaja merupakan usia dimana kita nyaman bergaul dengan siapa saja dan
semangat mencari teman baru. Teman bagi kehidupan remaja merupakan
faktor utama dalam arah kelangsungan kehidupannya. Seperti kita lihat di
televisi, banyak anak remaja terjerat narkotika karena teman dekatnya.
Misalnya selebritis, Shila Marcia baru baru ini, artis kelahiran bali
ini terjerembab lubang narkoba karena ajakan teman-temannya. Ditambah
lagi dara kelahiran tahun 1989 ini kurang diperhatikan oleh orangtua
serta tidak ada pengawasan dari orangtuanya, membuat dara manis ini
mudah sekali masuk ke dunia narkotika ini. Ada
istilah dalam pertemanan “jangan suka memilih-milih teman”, kalimat itu
salah jika di realisasikan pada saat ini. Dalam bersosialisasi kita
harus pandai memilih teman, bagaimana kita menyaring teman yang membawa
dampak baik dan mana teman yang dapat membawa dampak buruk bagi
kehidupan kita kelak. Dunia luar adalah dunia kedua setelah keluarga,
sehingga lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian
orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak
membawa kita kedalam kesesatan”. Misalnya seperti banyak terjadi,
awalnya oleh teman kita diperkenalkan dengan roko, lalu meningkat
menjadi minuman keras, diperkenalkan lagi ganja, lalu shabu dan
seterusnya. Jika kita tidak dibentengi oleh keimanan, pasti kita dengan
mudah terbawa arus. Sehingga disini sangat diperlukan keimanan dan
kontrol diri yang penting. Banyak kasus yang sering kita saksikan di
televisi bahwa angka penggunaan narkotika dikalangan remaja cukup
meningkat. Disini peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain
mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang
tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan sampai
anak-anaknya bisa salah gaul. Sedangkan bagi para orang tua yang
terlanjur anak-anaknya sudah terjerembab kedalam dunia narkotika
sebaiknya jangan dijadikan suatu aib, tetapi jadikanlah setiap kesalahan
menjadi suatu pembelajaran hidup yang berharga. Jika sudah seperti ini,
orang tua wajib mengintrospeksi diri, pasti ada sesuatu yang kurang
atau belum total yang ia berikan kepada anaknya yakni kasih sayang serta
perhatian.
Hal
yang ketiga yakni pendidikan formal atau sekolah, dalam mengantisipasi
budaya-budaya asing yang masuk. Sekolah sebagai lembaga pendidikan wajib
mengajarkan pengetahuan yang bersifat teori dan praktek, serta mendidik
anak-anak agar menjadi anak-anak yang disiplin dan berakhlah baik.
Seperti kita lihat di televisi ada beberapa sekolah yang justru
mengajarkan tindak asusila kepada muridnya. Seperti kasus guru yang
mencabuli muridnya atau guru yang melakukan tindakan pelecehan kepada
murid-muridnya. Sepertinya norma-norma yang ia ajarkan dan ia
kumandangkan kepada murid-muridnya hanya isapan jempol belaka. Apa yang
ia ajarkan tidak sesuai dengan prilakunya. Dalam contoh kasus seperti
ini sudah jelas sangat melanggar norma-norma yang ada di Indonesia, selain norma agama juga melanggar norma asusila.
Sekolah
dan anggota-anggota didalamnya seperti guru harus menjadi tokoh
pendidik dan panutan yang baik bagi anak muridnya. Guru harus bisa
mendidik dan mengawasi tingkah laku anak di luar. Sejak duduk dibangku
sekolah dasar, kita sudah diperkenalkan oleh guru-guru kita dengan norma
agama, norma kesopanan,norma kesusilaan, serta norma hukum. Di sekolah
dasar mungkin kita dididik dengan cara-cara memupuk kedisiplinan dari
mulai hal yang kecil. Seperti ucapkan salam sebelum belajar dan tidak
lupa berdoa, lalu hukuman jika tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah),
dan sebagainya. Tetapi perkenalan norma-norma itu telah bergeser seiring
dengan kemajuan teknologi yang berkembang. Sehingga anak-anak harus
diawasi dan diberkan sanksi lebih keras.
Sekarang
ini banyak video porno yang memasuki wilayah handphone atau telepon
genggam. Saat ini usia dini apalagi usia remaja menggunakan tekhnologi
ini. Sehingga para guru di sekolah harus lebih waspada dalam mengawasi
anak muridnya. Sehingga seminggu 3x harus ada razia mendadak disekolah,
yakni dilarang keras membawa hp ke sekolah apalagi didalam hp ada gambar
atau video yang tidak senonoh.
Setiap
sekolah sekarang rata-rata memberlakukan peraturan ini, barang siapa
murid yang membawa ponsel kesekolah akan mendapatkan hukuman dan jika
sudah berkali-kali akan ada surat
peringatan. Disini pihak sekolah cukup kritis dalam mendidik
anak-anaknya, mereka mengawasi ponsel-ponsel yang didalamnya ada gambar
serta video yang tidak pantas. Jika ketahuan ada anak yang menyimpan
video serta gambar porno sekolah tidak segan-segan memberikan hukuman
serta sanksi yang cukup berat bagi yang melanggar peraturan yang ia
tetapkan tersebut.
Para
siswa sepertinya paham dan patuh dengan peraturan yang ditetapkan oleh
sekolah ini. Cara ini cukup ampuh dalam menanamkan kedisiplinan dalam
diri anak-anak. Terbukti anak-anak sekolah jarang membawa ponselnya ke
sekolah apalagi disaat jam belajar sedang berlangsung. Hal ini merupakan
salahsatu cara sekolah dalam memfilter budaya asing yang mudah masuk
saat ini. Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak untuk
belajar. Pengajaran terhadap anak-anak tidak hanya bersifat akademis
saja tetapi ada beberapa pelajaran nonakademis yang harus diterapkan
juga kepada anak-anak. Arahkan anak-anak kepada sesuatu kegemarannya,
tentunya kegemaran atau kesenangan yang berifat positif seperti olahraga
dan seni. Olahraga dan seni dapat membuat anak-anak menjadi lebih
kreatif dan dapat mengembangkan diri lebih baik.
Keluarga,
sekolah dan lingkunga sosial adalam merupakan tiga elemen penting yang
dekat dengan sosok anak. Sehingga ada keterkaitan diantara ketiganya.
Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang
lainnya. Sekolah juga tidak kalah penting, lembaga ini harus menjadi
panutan pusat pendidikan bagi si anak serta lingkungan sosial juga yang
mengarahkan anak agar bisa mengikuti arus yang lebih baik.
2.2 Faktor –faktor Budaya Asing Masuk
A. Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia
Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan seleksi khusus yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk ke Indonesia. Seperti masih banyaknya gambar serta video porno yang didatangkan dari luar.
B. Lifestyle yang berkiblat pada barat
Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian mini, gaya
hidup bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan kumpul
kebo. Istilah ini digunakan kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi
tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan.
Di Indonesia gaya
hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi
yang melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya.
Orang-orang yang melakukan “kumpul kebo” atau tinggal serumah tanpa
ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh warga sekitar.
Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan
karena bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
C. Menyalagunakan Tekhnologi
Seperti
sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah
dapat mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti
Internet sekarang ini internet banyak disalahgunakan untuk hal-hal
negatif, seperti ada situs porno, melakukan hal penipuan, dll.
Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang
tidak benar. Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno
yang mereka inginkan. Hal ini membawa dampak buruk bagi yang
menikmatinya.
2.3 Antisipasi Budaya Asing Negatif yang Masuk
Bangsa Indonesia
adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa yang
tinggi sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena
pengaruh-pengaruh negatif dari pihak asing yang ingin menghancurkan
mental generasi penerus bangsa kita. Ada
beberapa tindakan antisipasi yang perlu dilakukan oleh generasi muda
terhadap pengaruh asing yang sifatnya negatif diantaranya :
A. Bersikap kritis dan teliti
Sebagai
penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal
yang baru didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah
hal ini bisa membawa dampak baik atau buruk bagi kita. Bersikaplah
kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya pada orang-orang yang
berkompeten dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa sesuai
dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di Indonesia.
B. Perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK)
Sebelum
budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi-
inovasi yang masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa mengetahui
keguanaan hal itu secara keilmuannya, seperti situs jaringan facebook.
Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat, dari berbagai
usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang
telah lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan
facebook sebagai ajang caci maki dan hina dina. Jika kita mengetahui
fungsi awal facebook itu sendiri adalah untuk menjalin tali silaturahmi,
kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat yang
tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsinya
untuk apa dan manfaatnya seperti apa.
C. Harus sesuai dengan Norma-norma yang berlaku di Indonesia
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia.
Misalnya saja berciuman dimuka umum. Kita sering menyaksikan film-film
barat yang melakukan adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak
bisa diterapkan di Indonesia
karena melanggar norma kesopanan. Biasanya di film-film barat,
wanitanya berpesta dengan menggunakan pakaian mini sambil
bermabuk-mabukan jika hal itu diterapkan di Indonesia, adat seperti itu
tetntu tidak sesuai jika kita terapkan di Indonesia.
Indonesia
masih memegang adat ketimuran yang sangat kental sehingga masyarakat di
sini hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan tentunya pantas sesuai
dengan adat kesopanan. Walaupun Indonesia
memiliki beriburibu pulau tetapi adat istiadat mereka selalu
mengajarkan kebaikan dan tidak menganjurkan perbuatan buruk untuk
dilakukan.
D. Tanamkan “Aku Cinta Indonesia”
Maksud
dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek
moyang kita adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi
diri kita sendiri untuk masa kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak
mudah terbawa arus budaya asing yang membawa kita kepada dampak yang
negatif.
E. Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan
Seperti
telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang
bisa mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan mengganggu kita
kedalam jurang kenistaan. Agama sangat penting bagi kelangsungan
umatnya. Apabila sesorang sudah terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang
menjadi penolong umatnya agar berubah kembali menjadi lebih baik.
Generasi
muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi dirinya
mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan
sosialnya, keika ia terjun didalam lingkungan sosialnya ia menjadi
individu yang bebas dan hanya dia yang bisa memilih ia ingin bergaul
dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya kepada siapa
saja tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena pengaruh
negatif dari pihak asing bisa datang dari siapa saja, baik dari teman,
tekhnologi canggih ataupun apa saja . Sehingga kita sebagai orang timur
wajib menjunjung tinggi norma dan adat ketimuran kita.
Langganan:
Postingan (Atom)