Labels

Senin, 07 Maret 2016

Sejarah Museum Nasional

MUSEUM NASIONAL (Museum Gajah)

Eksistensi Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Pada masa itu di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) yaitu dimana orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda berdiri De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, Berta menerbitkan hash penelitian. Lembaga ini mempunyai semboyan "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota. Kecuali itu ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna, sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi Direktur perkumpulan ini. Oleh karena rumah di Kalibesar sudah penuh dengan koleksi, Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung "Societeit de Harmonie"). Bangunan ini berlokasi di jalan Majapahit nomor 3. Sekarang di tempat ini berdiri kompleks gedung sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan.
Jumlah koleksi milik BG terus neningkat hingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di lokasi yang sekarang, yaitu Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dutu disebut Koningsplein West). Tanahnya meliputi area yang kemudian di atasnya dibangun gedung Rechst Hogeschool atau "Sekolah Tinggi Hukum" (pernah dipakai untuk markasKenpetai di masa pendudukan Jepang, dan sekarang Departemen Pertahanan dan Keamanan). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya "Gedung Gajah" atau "Museum Gajah" karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga "Gedung Arca" karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Pada tahun 1923 perkumpulan ini memperoleh gelar "koninklijk" karena jasanya dalam bidang ilmiah dan proyek pemerintah sehingga lengkapnya menjadi Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Pada tanggal 26 Januari 1950, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia. Perubahan ini disesuaikan dengan kondisi waktu itu, sebagaimana tercermin dalam semboyan barunya: "memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri sekitarnya".
Mengingat pentingnya museum ini bagi bangsa Indonesia maka pada tanggal 17 September 1962 Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan pengelolaan museum kepada pemerintah Indonesia, yang kemudian menjadi Museum Pusat. Akhirnya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tertanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya menjadi Museum Nasional.
Kini Museum Nasional bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum Nasional mempunai visi yang mengacu kepada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan national, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".
(Sumber : http://www.museumnasional.or.id/)
Koleksi yang berada di Museum Nasional
ar.com
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv1R41kQXIxDZGbWT06wOdUKLnIlCUt5r3F2IkHPtKyMuZqQkfLQ1qCBf51yMFft2Fs7jfe9OxNpryp4-6fE0883IfFpHMMUlIAA-Ra5f9jLkdoxGd6y-2ToqQer3NiWPWDzFZqr9L7sH_/s400/wisata-jakarta-37.JPG
Patung Gajah yang jadi icon Museum Nasional, Jakarta

Pada tahun 1871, terdapat kunjungan dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand, yang menyumbangkan sebuah patung gajah dari perunggu. Patung itu diletakkan di halaman Museum Nasional sampai sekarang, sehingga wisatawan mengenal Museum Nasional sebagai Museum Gajah atau Gedung Gajah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihr6dW9xWIKgRpgEfYivIiYLkT-1267Nsp2bUG1VUJXqDngIHluiM2VKZ1mc9HjnrLbLNF9i6m1EVjGrbUMEQcVj-2QgijnaBPcTqLgvv4I0uCJOEvyUe_RJDxNrTtVL8a9jc_I0rJBe8v/s320/wisata-jakarta-23.JPG
Perahu kuno terbuat dari kayu solid di Museum Nasional, Jakarta

Museum Nasional memiliki lebih dari 140.000 koleksi, yang terdiri dari koleksi prasejarah, arkeologi, keramik asing, numismatic/heraldik, kolonial etnografi, dan geografi. Sebagian besar koleksi diperoleh pada masa pemerintahan kolonial Belanda, melalui ekspedisi militer, ekspedisi ilmiah, hadiah atau pemberian, Zending dan dari hasil pembelian.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj3AtmY9ilExcbstrpCijQN4gGVOgxeMlWj-ardUhIVf6gv8QR5zkBZfyQXE9dAQMnPUCL97cbTIStO7FbUMP8JPFY3Tyxb8DkU38Yer1XZxQvBPUdzM15Z71vw_UrkJxMP21eiHtaSNHL/s320/wisata-jakarta-20.JPG
Baju kuno koleksi Budaya Museum Nasional, Jakarta

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLJLfvBYfH8-jRa50teg9a3jbuZXKWpfEkYr1ak3A49VIvFu4xjwj2pKnWXJnBiTYVWH5Kn5bGb7a_glK9eyfhKtJcqJASsB1YzKVb9XE5G7iKkDAd1j6AYQ1H80mELC0bozrHMNmbBBQD/s320/wisata-jakarta-17.JPG
Salah satu benda budaya koleksi Museum Nasional, Jakarta
Kunjungan Wisata kita bisa dimulai dari bangunan lama, kita bisa melihat koleksi kebudayaan masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, mulai dari alat musik, baju kuno, alat angkut tradisional, seperti perahu, patung-patung artefak, dan banyak koleksi budaya lainnya. Setelah itu ada satu ruang khusus berisi miniatur dari berbagai rumah adat masyarakat tradisional di Indonesia. Satu yang menarik, adalah ada satu perahu dari kayu solid, yang ukurannya sangat besar, mungkin bisa diisi dua puluh penumpang. Juga ada patung kayu solid yang tingginya hampir sampai plafon ruangan, padahal mungkin tinggi plafon ruangan 8 meter. dijualdomain.info

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghPKFVvVvhOQa20XYKtcQkTZ3yfZCZ84rUaOH6sqImzpchVjjfBrKpSpEHe99xOraIvkKz25vU2Y6kor5wHjr8TO0JWyV2_Rud5nguZcuMC5AoZTjg9GqbvYbjEc57LbR8vK-gEj6byH0w/s320/wisata-jakarta-19.JPG
Koleksi Alat Musik Tradisional Museum Gajah, Jakarta

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEDQ-EUzXz8h6KuyyeCMv1Tyce6-KGwFib9u827j231v2k2RJHhLjx7LP-Qa8fawPLrKUBbGx_A-Uv60agw_E1rMmNOo2pjsZ6KYb1ecz-xGGIoo-OV0q-sT78cFcM-ySs7sOQK3dBORVS/s320/wisata-jakarta-18.JPG
Koleksi Wayang Kulit Museum Gajah, Jakarta

Setelah itu, wisatawan bisa melihat koleksi keramik.Koleksi keramiknya juga cukup banyak. Mulai dari gerabah berukuran besar sampai piring dan mangkuk dapat ditemui di sini. Jenisnya juga beragam, mulai green celadon, retak seribu, sampai keramik berwarna-warni ada di sini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiChsvdEFQ62LO8XkJCk9ku1GE9u7LKbzYJ-j_038yg8mlXWoPDIYnoT6Oshvqz8warbwaKj26H0yi-xCR_ERc75N4608cEauA9xGlFwF9gIVRnOnk4MQZ2lzYgha-jqVFLpVuL8QZaUYPI/s320/wisata-jakarta-26.JPG
Koleksi Keramik Museum Gajah

Untuk koleksi arca diletakkan di halaman tengah dari bangunan lama. Wisatawan bisa berjalan di lorong sepanjang taman innercourt sambil menikmati suguhan berbagai arca yang memukau. Tak jauh darinya, di bagian ujung dekat pintu keluar, ada satu ruangan berisi koleksi meja dan kursi, serta lampu kuno, disamping beberapa meriam dan perabot lainnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBUenpvZgq8WD8fXIr6-PLa4M7k0CB9_L10SbmwY3zGRWAZbpX_681LdRrb0754U0-vFhbafwGjtonJJ41WXyOMIZ4heLOUZ5FPsK_wBeNz8dB8XoDMuDGwEAeopAvlISjXEpz0NSvTCJ4/s320/wisata-jakarta-28.JPG

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Ee24KvVxBjJKs8-5OfiFGs9zdZih0a27kkaH8_E8exUcMp9NR_92i6tqFh4tUCj93lV46_Z8Qgf7ibkK9wi-C5Q6KaoTO-kbibWNUwzio3A_bTxPr94c4NX5qIJfgbw77r1-HHGi_IpU/s320/wisata-jakarta-29.JPG
Inner Court dan lorong Museum Gajah dipenuhi Arca
Di Lantai atas bangunan lama ada koleksi khasanah dari emas dan perak, seperti keris dan senjata, perhiasan bangsawan jaman dahulu, sampai dengan kursi tahta dan mahkota kerajaan kuno. Wisatawan dilarang mengambil foto di ruang khasanah ini untuk alasan keamanan.

Menuju bangunan baru, wisatawan mulai disuguhi dengan koleksi peninggalan prasejarah dan arkeologi. Koleksi prasejarah dan arkeologi Museum Nasional termasuk koleksi yang memukau. Di dalamnya terdapat tengkorak dan fosil manusia purba, kerangka manusia purba dalam makam, sisa-sisa alat-alat berburu dan bekerja dari peradaban yang sangat tua. Juga ada sedikit fosil dari hewan purba. Namun untuk koleksi manusia purba, koleksi Museum Nasional terbilang menarik. Di dalamnya ada tengkorak manusia Sangiran, dan bahkan ada tengkorak Manusia Flores.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKgK9aQKg3onPkLeG40OZebh2gfG7dAWeHEkyfiLhGRTHAsr2slLx0HsWY61i7c4ljyl2KAaV-l3kfV6QthCZcJc17LBtC1O4et7VvV7rdkhDUKwrCY9Pbe66c5_fKFoxC_6-of86uTBtU/s200/homo-erectus-1.JPGhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrkP__YIH-FBAqU5zU43bZuS8kXYK989X6O9ESobhcMO0GE3H6NNIXQWfhSi5oSv8BLuXhp1_-eJWo_gAkfu_1hqh_Pp_FzlbYu_XqAG7ZFdyPKtp6uOaLc2UsFUEoBgSRnHBfnGrZBXl8/s200/homo-erectus-2.JPG
Tengkorak Manusia Purba di Museum Nasional, Jakarta


Manusia Flores/ Homo Floresiensis adalah fosil manusia yang kecil atau katai. Rangka koleksi Museum Nasional ini adalah satu dari tujuh rangka Manusia Flores yang menghebohkan dunia. Rangka Manusia Flores ini ditengarai merupakan penghubung antara Homo Erectus termuda yang berusia antara 200.000 sampai 100.000 tahun, dengan Homo Sapiens tertua yang berusia antara 20.000 sampai 13.000tahun.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlp7j0jw12YM9OHxqPSa3VRbNQwDrBOUpzXX7tP9ioj6ycOh37tHqYnMxWXZPCmAyEIT4kjYUBgduYrdmPfPxaBfyG6UUc4TV92QFelS8bK4clopScUHXj2fkKSYBeFxB_IBOyUKP3_Nq0/s320/homo-erectus-3.JPG
Home Floresiensis, menghebohkan karena dianggap penghubung
Homo Erectus termuda dengan Homo Sapiens tertua

Di lantai atasnya adalah hasil peradaban manusia mulai dari yang tertua, sampai memasuki jaman modern. Di dalamnya terdapat tulisan, mulai dari bentuk prasasti, tulisan kuno, cap stempel kerajaan, alat bertani purba, sampai alat bekerja awal jaman modern seperti sepeda kuno, jam kuno, alat navigasi kapal, bel, tulisan di makam kuno, berbagai hasil produksi tambang, seperti lempengan emas, keramik dan lain sebagainya.

(Sumber : http://www.jakartahotel.info/)

0 komentar:

Posting Komentar