1.
Ilmu Pengetahuan
1.1 Pegertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia . Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan
yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari istemologepi.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek
yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi objek material sebagai bahan
yang menadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta objek formal, yaitu sudut pandangan
yang mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah
dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan dan tindakan.
Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta
yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian
menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berpikir analitis, sistesis,
induktif dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan
menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan
pengingkaran.
1.2 Sikap Ilmiah
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah
dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal
yaitu :
1.
Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan
ilmiah yang obeyktif
2.
Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi
supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap
hipotesis yang ada
3.
Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun
terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu
4.
Merasa pasti bahwa setiap
pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun
masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti
sumber, kebenaran pengetahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri sebagai dasar
untuk langkah selanjutnya.
2. Teknologi
2.1
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia
diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.
Penemuan prasejarahtentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan
sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam
beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi
terbaru, termasuk di antaranyamesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi
secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk
tujuan damai; pengembangan senjatapenghancur yang semakin hebat telah
berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara.
Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan
bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak
dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam,
merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi
telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru
seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh,
meluasnya gagasan tentangefisiensi dalam konteks produktivitas manusia,
suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya
adalah tantangan norma-norma tradisional.
bahwa keadaan ini membahayakan
lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi yang
berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi
manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa
pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian
ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan komunitas lumba-lumbatertentu telah mengembangkan alat-alat
sederhana dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan
mereka.
2.2 Ciri – ciri Fenomena Teknik pada Masyarakat
Teknologi memperlihatkan fenomenanya alam
masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang
kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya
berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi
teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak
hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan
totalitas metode yang dicapai secara
rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam
setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai
usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan
diperhingkan sebelumnya.
Fenomena teknik pada masyarakat
kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi
tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
2.
Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3.
Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan
dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu
mengeliminasikan kegiatan non teknis
menjadi kegiatan teknis
4.
Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
5.
Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling
bergantung
6.
Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan
ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya teknik
berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
2.3 Ciri
- ciri Teknologi Barat :
1.
Bersifat Intensif pada
semua kegiatan manusia
2.
Cenderung bergantung pada
sifat ketergantungan
3.
Selalu berpikir bahwa barat
adalah pusat dari segala teknologi
3
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Nilai
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Teknologi dan
Nilai
1.
Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum
sebab-akibat dalam suatu golongan masalah untuk mengenali kejadian tertentu
yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
2.
Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains
(science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi
mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan
satu sama lainnya untuk mempermudah pekerjaan manusia.
3.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau
berguna bagi kehidupan manusia.
4
Kemiskinan
4.1 Pengertian Kemisikinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan,pakaian,tempat berlindung,dan air minum,hal ini berhubungan eratdengan kualitas hidup.Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan kehormatan yang layak sebagai warga Negara.Kemiskinan merupakan masalah global.
4.2
Ciri-Ciri Manusia Yang
Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
1.
Tidak memiliki faktor
produksi sendiri seperti tanah, keterampilan, materi.
2.
Tidak memiliki kemungkinan
untuk memperoleh aset produksi dengan kemampuan sendiri seperti modal untuk
usaha.
3.
Tingkat pendidikan yang
rendah.
4.
Umumnya tinggal di pedesaan
sebagai pekerja bebas atau berusaha apa saja, sesuai dengan peluang yang
datang.
5.
Banyak yang hidup di
perkotaan, namun tidak memiliki keterampilan.
4.3
Fungsi dari Kemiskinan
1.
Kemiskinan menyediakan
tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, tak terhormat, berat, berbahaya,
namun dibayar murah. Orang miskin dibutuhkan untuk membersihkan got-got yang
mampet, membuang sampah, menaiki gedung tinggi, bekerja di pertambangan yang
tanahnya mudah runtuh, jaga malam. Bayangkan apa yang terjadi bila orang miskin
tidak ada. Sampah bertumpuk, rumah dan pekarangan kotor, pembangunan
terbengkalai, Banyak kegiatan ekonomi yang melibatkan pekerjaan kotor dan
berbahaya yang memerlukan kehadiran orang miskin
2.
Kemiskinan memperpanjang
nilai-guna barang atau jasa. Baju bekas yang tak layak pakai dapat dijual
(diinfakkan) kepada orang miskin, termasuk buah-buahhan yang hampir busuk,
sayuran yang tidak laku, Semuanya menjadi bermanfaat (atau dimanfaatkan) untuk
orang-orang miskin.
3.
Kemiskinan mensubsidi
berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kaya. Pegawai-pegawai
kecil, karena dibayar murah, mengurangi biaya produksi dan akibatnya
melipatgandakan keuntungan. Petani tidak boleh menaikkan harga beras mereka
untuk mensubsidi orang-orang kota.
4.
Kemiskinan menyediakan
lapangan kerja. Karena ada orang miskin, lahirlah pekerjaan tukang kredit,
aktivis-aktivis LSM yang menyalurkan dana dari badan-badan internasional, dan yang
pasti berbagai kegiatan yang dikelola oleh departemen sosial. Tidak ada
komoditas yang paling laku dijual oleh Negara Dunia Ketiga di pasar
internasional selain kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Buku MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk
Penerbit Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar